karena apa yang dapat di beri, bukan apa yang dapat di terima

Terbaru

Contoh Studi Kasus MANAJEMEN STRATEGI KLINIK PRATAMA

index

ANALISIS STRATEGIS KLINIK PRATAMA SEHAT BUDI LUHUR CIMAHI BANDUNG

BACKGROUND

Klinik merupakan komponen yang sangat penting dalam sistem pelayanan kesehatan, yang mempunyai misi untuk memberikan pelayanan kesehatan secara paripurna meliputi kuratif, rehabilitatif, promotif dan preventif. Klinik dituntut untuk memberikan pelayanan yang baik dan bermutu seiring dengan tingginya kesadaran pelayanan yang baik dan bermutu seiring dengan makin tingginya kesadaran masyarakat, namun belum didukung pola pembiayaan yang memadai. Klinik umum Budi Luhur yang berada dilingkungan kota Cimahi-Bandung yang didirikan sejak tahun 2000 oleh Yayasan Pambudhi Luhur 1976, dalam menjalankan fungsinya berlandaskan pada Perda Nomor 1 / 1991 tentang pelayanan kesehatan  pada Klinik.

Filosofi (ungkapan yang dapat menjadi pedoman) Klinik Umum Budi Luhur adalah “ Keselamatan, Kesinambungan dan Kepuasan Pasien / Pelanggan adalah kebahagiaan kami “. Nilai-nilai dasar yang diterapkan mengacu kepada nilai-nilai dasar manusia yakni disingkat dengan “ 5 KEKAL “ (Kejujuran, Kerendahan hati, Kesediaan untuk melayani, Keterbukaan, Kerja keras, Kasih sayang dan Loyalitas). Dalam menjalani filosofi dan nilai-nilai dasar tersebut, maka institusi memiliki 5 keyakinan Dasar Klinik Umum Budi Luhur Kota Cimahi adalah :

  1. Mutu adalah unsur utama dalam melayani pelanggan / pasien
  2. Prosedur pelayanan yang mudah serta tidak berbelit-belit akan menyenangkan pelanggan
  3. Sikap ramah dan mantap atau profesional akan membantu pelanggan untuk mencapai kesembuhan kepercayaan dan kepuasan
  4. Mental mapan (mindset), pengetahuan (knowledge) dan keterampilan (Skill) sangat mempengaruhi mutu pelayanan kami
  5. Bekerja adalah ibadah, karena sikap ikhlas disertai dengan semangat yang tinggi dan bergairah sangat diperlukan untuk mendapatkan kebahagiaan hidup

PROBLEM FORMULATION

Dalam pembuatan makalah ini penulis mengangkat permasalahan yaitu bagaimana analisis manajemen strategis klinik pratama sehat Budi Luhur dalam mendukung kinerja pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara prima

PURPOSES

Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat pengguna jasa layanan Klinik Umum Budi Luhur demi mendukung Visi Departemen Kesehatan Republik Indonesia

Terwujudnya kemampuan dalam memberikan pelayanan unggulan kesehatan  ibu-anak serta kesehatan jiwa setaraf International, minimal asia tenggara dan terwujudnya sumber daya manusia yang mempu memberikan sentuhan manusiawi dan kesejahteraan bagi semua pihak

 

 

DISSCUSION

Klinik Pratama Sehat Budi Luhur merupakan salah satu klinik swasta terbesar dan tertua di kota Cimahi yang berlokasi di jalan Kerkof no 32 Rt.04/05 Kelurahan Leuwigajah Kecamatan Cimahi Selatan Kota Cimahi, yang didirikan sejak tahun 2000 dalam bentuk badan usaha dibawah Yayasan Pambudhi Luhur 1976, dalam menjalankan fungsinya berlandaskan pada Perda Nomor 1 / 1991 tentang pelayanan kesehatan  pada Klinik. Klinik Pratama Sehat Budi Luhur memiliki seorang owner (ketua yayasan) dan penanggung jawab dan seorang pelaksana harian yang keduanya berprofesi sebagai seorang dokter ber-SIP. Ketentuan Klinik Pratama Sehat Budi Luhur yang diterbitkan oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Pemerintah Daerah Kota Cimahi adalah :

  1. Mendirikan Klinik Pratama dimaksud harus memenuhi ketentuan perundang-undangan yang berlaku
  2. Surat ijin dapat dicabut kembali apanila Penyelenggara/Penanggungjawab klinik tersebut tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dictum pertama;
  3. Surat izin mendirikan klinik pratama tersebut berlaku sampai dengan tanggal 24 Juli 2024 dan diwajibkan untuk mengajukan heregistrasi setiap tahun

dalam menjalankan oprasionalnya klinik pratam asehat budi luhur memiliki landasan bertindak diantarannya dari rumusan Visi :

  1. Mendapatkan sertifikasi ISO 9002 di tahun 2024
  2. Mewujudkan profesionalisme karyawan dengan pemberdayaan secara berkesinambungan melalui pendidikan dan pelatihan
  3. Memuaskan pelanggan merupakan salah satu tujuan pelayanan
  4. Mensejahterakan semua pihak yang terkait dalam karya pelayanan Klinik Umum Budi Luhur
  5. Mempunyai unggulan di bidang pelayanan kesehatan ibu, anak dan kesehatan jiwa

Dan Misi :

Misi yang diemban oleh Klinik Umum Budi Luhur dilingkungan kota cimahi ini adalah :” Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu tinggi, dengan dilandasi sentuhan manusiawi serta terjangkau oleh semua lapisan masyarakat sekitarnya, hal ini terlihat di dalam setiap pelayanan kepada pasien yang membutuhkan tanpa membedakan suku, agama dan golongan. Memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik kepada semua pasien dan stakeholder terkait menjadi prioritas utama dalam setiap gerak langkah,

Sementara itu dalam menjalankan visi dan misinya, klinik pratama sehat budi luhur memiliki budaya kerja yang dikembangkan sejak tahun 2000 dikenal dengan sebutan “ Tri Sukses Klinik Umum Budi Luhur kota Cimahi” yaitu :

  1. Sukses peningkatan mutu (5 M = Mutu, Mudah , Murah, Mantap, Marem),
  2. Sukses peningkatan disiplin (5 R = Rapi, Rajin, Resik, Ramah, Rukun).
  3. Sukses peningkatan efisiensi (CUBIT = Cukup, Urgen baik, Irit, Terawat.

Dalam rangka menyelenggarakan layanan terpadu Klinik Pratama Sehat Budi Luhur memiliki beberapa jenis layanan, penunjang medik dan fasilitas guna mendukung kinerja sesuai dengan visi dan misi yang telah dirumuskan berdasarkan core value dan core beliefes secara holistic dan efektif, diantaranya adalah

  1. Pelayanan rawat jalan Umum
  2. Poliklinik Gigi
  3. Pelayanan rawat jalan Kebidanan
  4. IGD 24 Jam
  5. Pelayanan penunjang medik (Lab, radiologi dan USG)
  6. Apotik
  7. Klinik Khitanan
  8. Optik
  9. Ranap 2 kamar

 Analisis Lingkungan

Pelayanan kesehatan merupakan hak dasar bagi warga Negara seperti halnya pendidikan sebagai upaya membangun sumber daya manusia. Pemerintah pusat memberikan perhatian serius terhadap masalah kesehatan. Melalui Departemen Kesehatan Pemerintah Indonesia berusaha mewujudkan Indonesia Sehat. Oleh karena itu Pemerintah Kota telah berkomitmen untuk mewujudkan cita-cita tersebut dan berusaha mewujudkan Cimahi Sehat dengan segala sumber daya yang ada.

Klinik Pratama Sehat Budi Luhur memiliki tenaga ahli baik medis dan non medis yang relative mencukupi, sehingga merupakan potensi yang dapat digeraan apabila dikelola dengan baik. Selain itu sarana dan prasarana klinik yang relatif mencukupi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Lokasi yang cukup strategis dan akses yang mudah dicapai oleh masyarakat khususnya di wilayah selatan kota cimahi menjadikan Klinik Pratama Sehat Budi Luhur memberikan kemudahan dalam hal transportasi untuk dijangkau oleh masyarkat. Selain dari pada itu lokasi berada di tengah kepadatan hunian, pabrik, sekolah, perdagangan umum, dinas social, Puskesmas, Rumah Sakit Umum Daerah, RS Swasta, dan RS Bersalin membuat Klinik Pratama Sehat Budi Luhur dapat diperhitungkan sebagai klinik yang dapat memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat sekitar. Sebagai klinik yang keberadaannya sudah dipercaya oleh masyarakat, Klinik Pratama Sehat Budi Luhur ditunjuk sebagai klinik pratama oleh BPJS dengan kepesertaan keternagakerjaan, mandiri, PBI lebih dari 5000 orang peserta di tahun 2017.

Melihat dari sisi kelemahannya Klinik Pratama Sehat Budi Luhur memang belum memiliki layanan Ambulance, pemerataan SDM kesehatan yang belum memadai, lingkungan klinik yang masih tumpang tindih dengan aktifitas perdagangan hingga sistem manajemen yang terlampau oldies. Hal ini tidak menyurutkan kepengurusan dan keberlangsungan klinik, karena klinik memiliki keyakinan kedepan akan perubahan sistem manajemen yang lebih baik lagi.

Yayasan pambudhi Luhur 1976 sebagai badan hukum yang sah atas berdirinya Klinik Pratama Sehat Budi Luhur selain memiliki klinik juga memiliki sekolah dari mulai tingkat dasar, menengah dan tinggi yang secara otomatis menjadi konsumen klinik karena fasilitas dan kebijakan yayasan atas pegawai dan anggota keluarga pegawai memiliki hal atas pemeriksaan di klinik dengan potongan khusus. Selain dari pada itu yayasan memiliki perguruan tinggi kesehatan yaitu STIKes Budi Luhur yang menjadi peluang penyebaran SDM di klinik agar lebih merata, baik mahasiswa yang sudah lulus maupun yang sedang praktik tingkat akhir.

Berdirinya beberapa RS/Klinik Swasta baru dengan SDM dan fasilitas yang lebih baik serta peningkatan tariff iuran BPJS untuk semua jenis kepesertaan menjadi ancaman yang perlu disikapi Klinik Pratama Sehat Budi Luhur apabila tidak ada peningkatan sistem pelayanan, belum lagi dari sisi strategi pemasaran modern berbasiskan teknologi yang membuat klinik harus berfikir bagaimana agar mengurangi resiko tergilasnya pangsa pasar yang lebih baik, karena semakin meningkatnya tuntutan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan prima, membuat masyarakat cenderung lebih memilih pelayanan yang baik walaupun harga atau tarif yang diberikan sedikit lebih tinggi namun sebanding dengan kepuasan yang mereka terima.

Perwujudan Visi dan Misi Klinik Pratama Sehat Budi Luhur Cimahi diperlukan adanya suatu rumusan yang menjadi tonggak kunci penentu keberhasilan. Berdasarkan analisis internal dan eksternal, maka rumusan penentu keberhasilan untuk mencapai visi dan misi tersebut adalah sebagai berikut :

  1. Memantapkan sistem manajemen yang lebih baik sesuai standar ISO
  2. Mengoptimalkan kinerja tim dan pelayanan prima untuk meraih kepercayaan pasien
  3. Meningkatkan pemerataan kuantitas dan kualitas SDM melalui sistem penjenjangan karir, sistem penempatan sesuai latar belakang yang linier
  4. Meningkatkan kerjasama dengan pemerintah atau lintas program maupun lintas sector serta mencari investor agar dapat menanamkan modalnya sehingga memperbesar daya saing
  5. Memberdayakan unit pemasaran dalam mempromosikan dengan layanan berbasis teknologi dan informasi
  6. Mengikutsertakan masyarakat untuk berperan aktif dalam pembangunan kesehatan
  7. Melakukan riset, evaluasi secara produktif, inovatif dan solutif demi menghadapi persaingan global agar memantapkan stabilitas klinik
  8. Meningkatkan saran adan prasarana yang berkualitas dan bermutu untuk menunjang pelayanan dan kepercayaan kepada public

CONCLUSION

 Penyusunan manajemen strategis ini merupakan fase penting dalam tindakan strategis sebuah badan usaha khususnya klinik. Hal ini sebagai hasil penafsiran terhadap fenomena lingkunga yang pasti berubah. Penafsiran yang dilakukan dengan baik akan mendorong manajemen khususnya pimpinan untuk berfikir mengenai misi organisasi dan keadaan oraganisasi yang diharapkan. Pemikiran ini merupakan dasar untuk menetapkan strategi pengembangan sebuah lembaga sesuai tujuan, visi dan misi yang telah di rumuskan.

Fenomena penyakit yang cenderung berubah karena pola hidup yang juga berubah membuat tantangan tersendiri bagi Klinik Pratama Sehat Budi Luhur Cimahi untuk menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi. Kemajuan teknologi kedokteran dan kemajuan teknologi serta informasi semakin mempengaruhi proses subsistem klinik dan non klinik, sehingga hal ini menyebabkan klinik pesaing lebih terlihat modern dalam pelayanan mupun sistem manajemen terpadu, karena memaksimalkan oprasionalisasinya untuk mendapatkan profit dari masyarakat.

Keadaan sumber daya khususnya tenaga spesialis yang menetap harus dipikirkan dan dipertimbangkan dari berbagai aspek diantaranya materi, kepuasan kerja dan lain-lain. Hal ini berpengaruh terhadap kesadaran dan pengetahuan pasien akan kesehatan yang cenderung lebih baik.

KEBIJAKAN, PROGRAM DAN KEGIATAN KLINIK SEHAT BUDI LUHUR TAHUN 2020-2024

CRITICAL PARADIGM

Realis anti realis

BACKGROUND

Setiap permasalahan membutuhkan teori, gagasan, tindakan, aksi atau penelaahan, agar permasalahan tersebut berhenti sebagai permasalahan dan berubah menjadi sesuatu yang tidak perlu dipertanyakan lagi. Teori dan gagasan merupakan solusi tentative terhadap permasalahan itu, maka harus ada kritik dan ditemukan kesalahannya dalam ilmu pengetahuan. Kritik ilmiah harus mengandalkan peralatan logika deduktif dengan menggunakan prinsip kontradiktif dan pernyataan kontradiktif salah satunya pasti salah.

Kritik dapat tertuju pada teori, kontradiksi antar teori yang digunakan dan pada penyataan mengenai fakta tertentu, misal jika melihat sepuluh angsa putih tanpa melihat angsa berwarna hitam, boleh disimpulkan semua angsa berwarna putih?boleh saja, hal ini menunjukan bahwa fakta yang sudah terbukti benar belum bisa dijadikan teori sepanjang tidak mampu bertahan atas berbagai kritik yang disampaikan berdasarkan metode tertentu. Penjelasan ilmiah akan selalu berlandaskan pada teori tertentu, pernyataan, gagasan, aksi, yang memiliki ciri keberlakukannya secara terbatas dan kebenarannya dapat diuji kembali dengan metode tertentu serta bersifat akumulatif.

Pemahaman yang mendalam tentang makna dari sebuah paradigm adalah merupakan cara berfikir “filosofis’ seperti yang di kutip dalam buku “Sturcture of Scientific Revolutions” karangan filosuf Amerika Thomas Kuhn (1962). Kata ini memiliki etiologinya dalam bahasa Yunani yang artinya “pola”. Dalam penelitian pendidikan, istilah paradigma digunakan untuk menggambarkan ‘pandangan dunia’ peneliti (Mackenzie & Knipe, 2006). Perspektif ini merupakah hasil pemikiran secara bersama agar dapat memaknai informasi dan intepretasi data, sehingga menurut Lather (1986) paradigm penelitian secara inhern mencerminkan kepercayaan peneliti.

Pandangan konseptual ini selain dapat mengintepretasikan hasil, juga dapat menentukan metoda dan bagaimana data akan dianalisis sesuai kasus penelitian yang akan dilakukan. Menurut Guba dan Lincoln (1994) paradigm sebagai seperangkat keyakinan dalam men-investigasi atau meneliti, demikian juga yang disampaikan Densin dan Lincoln (2000) pakar penelitian kualitatif mendefinisikan bahwa paradigm sebagai kontruksi manusia yang berhubungan dengan prinsip asal peneliti dalam membangun makna dalam sebuah data. Keberadaan paradigm dalam penelitian sangat berpengaruh karena memberikan keyakinan dalam disiplin ilmu tertentu dan mempengaruhi apa yang harusnya di kaji, bagaimana hal tersebut harus dikaji dan bagaimana hasil penelitian harus ditafsirkan. Selain dari pada itu paradigm memberi tahu bagaimana sebuah makna akan dibangun dari data yang akan dikumpulkan, berdasarakan pengalaman pribadi. Melalui paradigm yang di dalamnya terdiri dari elemen epistemology, ontology, methodology dan axiology, penelitian yang akan ditegakkan akan dibimbing oleh asumsi, kepercayaan, norma dan nilai-nilai dari paradigm yang dipilih

PROBLEM FORMULATION

  • Apa definisi Critical Paradgm dan tokoh dibelakangnya?
  • Apa saja Dimensi Critical Paradigm dilihat dari aspek (ontology, epistemology, methodology dan axiology)?
  • Apa aplikasi Critical Paradgm terhadap riset?
  • Apa saja contoh penerapannya?

PURPOSES

  • Mengetahui  definisi critical paradgmn dan tokoh di belakangnya
  • Mengetahui Dimensi Critical Paradigm melalui elemen (ontology, epistemology, methodology dan axiology)
  • Mengetahui aplikasi Critical paradgmn terhadap riset
  • Mengetahui contoh penerapannya

 

DISSCUSION                                                                                                                                                                                                                                             Understanding the Critical Paradigm and the figure behind it

Paradigm kritis lahir sebagai koreksi dari pandangan konstruktivisma yang kurang sensitive pada proses produksi dan reproduksi makna yang terjadi secara historis maupun institusional. Analisis teori kritis tidak berpusat pada kebenaran atau ketidakbenaran sebuat struktur tata bahasan, symbol, atau proses penafsiran seperti pada konstruktivisme. Paradigm kritis sangat berperan dalam rangka menyadarkan dan memberikan perenungan tentang moralitas ilmu dan penelitian social. Karena tori sangat berpengaruh terhadap praktek perubahan social, maka paradigm ilmu merupakan factor penting dalam menentukan arah perubahan social ke depan.

Dasar pengertian “Kritis” dalam teori kritis ditemukan sejak jaman Renaisans (1350-1600), ada pergeseran pemikiran yang merupakan babak awal dimulainya abad rasionalitas modern. Pergeseran ditandai dengan terbukanya masyarakat untuk menggunakan akal rasionalnya untuk menyuarakan pikiran kritis, abad mitos telah diganti menjadi abad logos. Pengertian kritik dalam kaitan dengan teori kritis diinspirasi oleh beberapa tokoh di Frankfrut Jerman, makna kritis diilhami oleh Immanuel Kant, Hegel, Karl Marx dan Sigmund Freud, dimana mereka mengembangkan pilar dasar dan pondasi paradigm ini.

Immanuel kant menguji sahih tidaknya klaim-klaim pengetahuan tanpa prasangka dan dilakukan oleh rasio belaka. Sementara Hegel mendefinisikan kritik sebagai refleksi diri atas rintangan, tenakanan dan kontradiksi yang menghambat proses pembentukan diri menjadi sadar atau refleksi atas asal-usul kesadaran.

Karl Marx mendefinsikan kritik sebagai praksis revolusioner yang dilakukan kaum proletariat atau perjuangan kelas, dia juga mengemansipasi diri dari semua bentuk penindasan. Sementara itu Freud mendefinisikan refleksi baik dari individu maupun masyarakat atas konlik psikis.

Dimensions in the Critical Paradigm

Dimensi Ontology dalam Paradigma Kritis

Suatu cara berfikir manusia mulai mengambil jarak dengan lingkungannya serta mengamati dan mengkotak-kotakan lalu melepaskan diri dari keterikatan dengan kekuatan-kekuatan alami (naturalistik) yang membelenggunya, dengan cara itu manusia mampu mengamati dirinnya sendiri bahkan menjadi penonton terhadap hidupnya sendiri. Dengan demikian manusia memahami daya-daya kekuatan yang menggerakan alam dan memahami dirinya sendiri. Adanya semangat pembebasan mengembalikan rasa harga diri, fungsinya memahami dunia transeden sebagai sesuatu yang ada, dalam renungan ontologis manusia mengambil jarak terhadap segala sesuatu yang mengitarinya, melalui pemahaman tersebut dapat dibuktikan adanya sesuatu kekuasan yang lebih tinggi. Berkembang kepastian memalui pemahaman tentang hukum-hukum abadi (ilmu pengetahuan) yang sistematik dan dapat dikontrol

Dimensi ontologis paradigm kritis memiliki pengertian bahwa realitas tidak bias dilihat sebagai apa adanya, hal ini merupakan hasil pandang dari kontrusi sejarah manusia yang didalamnya selalu hadir banyak kepentingan. Anggapan masyarakat sebagai sekumpulan manusia yang dibangun kemanusiaannya melalui pemahaman historis progresif terhadap proses dan struktur sosialnya. Realitas terbangun dari berbagai kontradiksi yang hadir di masyarakat artinya ilmu social kritis selalu memahami bahwa teori tidak bias dilepaskan dari praksis sehingga perlunya sebuah ilmu yang mampu untuk membongkar realitas semu yang seringkali membuat manusia menjadi tidak bebas sebagai manusia sejati.

Dimensi Epistemology dalam paradigm Kritis

Epistemologi dalam bahasa Yunani di mana kata episteme, berarti pengetahuan. Sederhananya, dalam penelitian, epistemologi digunakan untuk menggambarkan bagaimana kita mengetahui sesuatu; bagaimana kita mengetahui kebenaran atau kenyataan; atau seperti yang dikatakan Cooksey dan McDonald (2011), apa yang dianggap sebagai pengetahuan di dunia. Ini berkaitan dengan dasar-dasar pengetahuan, dan bagaimana hal itu dapat diperoleh, bagaimana hal itu dapat dikomunikasikan kepada manusia lain. Ini berfokus pada sifat pengetahuan dan pemahaman manusia. Sebagai peneliti mampu mengetahuinya sehingga dapat memperluas, dan memperdalam pemahaman dan refleksi yang membantu penyadaran bagi masyarakat.

Schwandt (1997) mendefinisikannya sebagai studi tentang sifat pengetahuan dan pembenaran. Sedangkan mungkin dapat diperdebatkan apakah ada yang namanya ‘kebenaran’ (Davidson, 2000), jika kita mengambil bukti faktual sebagai kebenaran, maka epistemologi membantu dalam mengajukan pertanyaan faktual, seperti bagaimana kita mengetahui kebenaran? Apa yang dianggap sebagai pengetahuan? Ini adalah pertanyaan yang sangat penting karena salah satu kriteria penilaian penelitian tingkat tinggi adalah kontribusinya terhadap pengetahuan karena pada dasarnya ditentukan secara normative oleh kepentingan teknis.

Dalam mencoba mengartikulasikan jawaban atas pertanyaan di atas, dapat mengambil dari empat sumber pengetahuan. Sumber-sumber tersebut adalah pengetahuan intuitif, pengetahuan otoritatif, pengetahuan logis, dan pengetahuan empiris (Slavin, 1984). Jika mengandalkan bentuk pengetahuan seperti keyakinan, keyakinan, dan intuisi, maka dasar epistemologis dari penelitian adalah pengetahuan intuitif. Jika mengandalkan data yang dikumpulkan dari orang yang tahu, buku, pemimpin dalam organisasi, maka epistemologi Anda didasarkan pada pengetahuan otoritatif. Jika menekankan akal sebagai jalan paling pasti untuk mengetahui kebenaran, maka pendekatan ini disebut epistemologi rasionalis atau pengetahuan logis. Di sisi lain, jika menekankan pada pemahaman bahwa pengetahuan paling baik berasal dari pengalaman indera, dan fakta objektif yang dapat dibuktikan, maka pendekatan condong ke epistemologi empiris. Epistemologi penting karena, ini membantu untuk membangun keyakinan dan memengaruhi cara dalam mengungkap pengetahuan dalam konteks sosial yang akan di selidiki.

Rasionalitas teknologis saat ini merupakan konsumsi umum masyarakat modern. Paradigm kritis ini berusaha menjelaskan fakta dalam rangka emansipasi terhadap kondisi masyarakat yang memiliki capaian akhir sebuah perubahan

Dimensi Methodology dalam paradigm Kritis

Pendekatan teoritis kritis cenderung mengandalkan metode dialogis, metode yang menggabungkan observasi dan wawancara dengan pendekatan yang mendorong percakapan dan refleksi. Dialog reflektif ini memungkinkan peneliti dan peserta untuk mempertanyakan keadaan ‘alami’. Ini adalah cara untuk mengklaim kembali konflik dan ketegangan. Para ahli teori kritis tidak hanya mencoba menggambarkan situasi dari sudut pandang tertentu atau serangkaian nilai (mis. Kebutuhan akan otonomi atau demokrasi yang lebih besar dalam lingkungan tertentu), tetapi juga berusaha mengubah situasi. Ahli teori kritis biasanya melakukan ini dengan memulai dengan asumsi tentang apa yang baik (misalnya otonomi, demokrasi) dan meminta orang-orang dalam kelompok sosial, budaya atau organisasi untuk merenungkan dan mempertanyakan pengalaman mereka saat ini berkaitan dengan nilai-nilai yang diidentifikasi (misalnya Sejauh mana apakah mereka pekerja mandiri?)

Pada dimensi ini lebih menitik beratkan pada kualitas proses daripada hasil. Dalam tingkatan teknis, kualitas penelitian kritis tidak harus dimulai dengan pembuatan proposal penelitian. Istilah metode pendekatan partisipatoris atau pendekatan kritis emansipatoris sangat umum dalam dimensi ini. Karakteristik dari metodologi pendekatan partisipatoris :

  • Berasumsi bahwa masyarakat mempunyai kamampuan yang luhur untuk menciptakan pengetahuan
  • Identifikasi kebutuhan komunitas, memperbesar kesadaran tentang hambatan, analisa penyebab masalah, rumusan implementasi solusi yang koheren
  • Peneliti secara sadar dimasukan dalam alasan penyebab atau faktor yang termasuk dalam bagian penelitian
  • Didasarkan pada proses dialektis anta peneliti dan komunitas
  • Penelitian ini merupakan pendekatan pemecahan masalah. Hingga mampu memobilisasi potensi individu yang kreatif
  • Modal utama riset ini adalah potensinya untuk menciptakan pengetahuan kerjasama yang dekat antara penelitia dan komunitas

Dimensi Axiology dalam paradigm Kritis

Menurut Habermas, teori kritis selanjutnya disebut teori dengan maksud praksis. Kata praksis dalam bahasa Yunani mengandung pengertian ‘Pembebasan’. Masyarakat yang sudah mengalami emansipasi akan mampu merealisasikan kedewasaan warganya. Tujuan dari emansipasi selalu erat dengan bagaimana komunikasi mampu menjadi jembatan dan alat dialog yang membebaskan

Paradigm ini menolak peran intelektual sebagai arsitektur social yang berjarak dengan komunitas. Dasar asumsinya dalam ilmu social, bukan sekedar memahami ketidakadilan dalam distribusi kekuasaan dan distribusi sumber daya, melainkan berupaya untuk membantu menciptakan kesamaan dan emansipasi dalam kehidupan. Selain dari itu pendekatan ini memiliki keterikatan moral untuk mengkritik status quo dan membangun masyarakat yang lebih adil

Application of critical paradigm to research

Apabila memperhatikan karakteristik dari dimensi Methodology dalam paradigm Kritis (Critical paradigm), Istilah metode pendekatan partisipatoris atau pendekatan kritis emansipatoris lebih cocok dalam menghadapi suatu permasalahan penelitian.

National Health Service (NHS) merekomendasikan Action research sebagai komponen utama pembangunan dalam spectrum Penelitian dan Pengembangan khususnya inovasi, meningkatkan layanan kesehatan, mengembangkan pengetahuan praktisi secara partisipatif.

Strategi dalam Action research banyak digunakan dalam bidang pendidikan, manajemen, ilmu social, keperawatan, kesehatan jiwa dan penelitian feminis. Penelitian tindakan adalah studi tentang situasi social yang dilakukan oleh mereka yang terlibat dalam situasi untuk meningkatkan praktik dan kualitas pemahaman. Penelitian tindakan juga disebut sebagai penelitian tindakan partisipatif (PAR), AR Emansipatoris, action science, action inquiry dan empowerment evaluation. Dalam praktik promosi kesehatan istilah ini dikembangkan menjadi Community Reflective Action Research (CRAR), dimana praktik ini menuntut keterlibatan peneliti secara pribadi dengan yang diteliti, umpan balik, agenda emansipatori, dan critical inquiry tentang kebijakan dan praktik yang telah ditetapkannya. Secara sistematis AR mengumpulkan data penelitian tentang sistem/praktik yang sedang berlangsung terhadap beberapa tujuan, kebutuhan, mengubah variabel yang dipilih sesuai dengan data dan asumsi sistem sesuai fungsinya berdasarkan kerangka kerja reflektif. WHO menyatakan bahwa penelitian tindakan adalah pendekatan yang sangat baik dalam mengevaluasi program promosi kesehatan.

Pemahaman epistemologi dalam paradigm kritis sebagai bentuk dari penalaran (induktif) sangat relevan ketika bekerja dalam kelompok populasi atau masyarakat yang tidak memiliki akses terhadap pelayanan kesehatan (friere, 1972; warner, 1998). Sebagai anggota masyarakat kapasitas pasien secara kritis mencerminkan pada factor-faktor seperti kemiskinan, kesehatan yang buruk, buta huruf dan ketidakadilan social, dimana hal-hal tersebut yang membuat mereka mengambil tidakan emansipatoris dalam kontek kehidupan komunitas. Keadaan kolaboratif didasarkan pada epistemologi yang tidak hanya menghargai pengetahuan tradisional dan pengalaman dari masyarakat, tetapi juga pemahaman bagaimana perspektif  mereka telah dibentuk oleh sejarah.

CONCLUSION

  1. Berdasarkan penulisan makalah tentang Critical Paradigmn dapat disimpulkan sebagai berikut :
  2. Positivism dan interperetivism adalah paradigma penelitian kuantitatif, sementara critical orientation dan poststructurialism adalah paradigma penelitian kualitatif.
  3. Paradigma dibentuk oleh pertanyaan-pertanyaan epistemologi (asal mula ilmu pengetahuan), ontologi (asal mula eksistensi) dan metodologi (cara mendapatkan pengetahuan) (Gough, 2000).
  4. Critical paradigm berasal dari critical theory, yang dicetuskan oleh George Hegel di abad ke18, Karl Marx pada abad ke19, dan Paulo Freire di abad dua puluhan.
  5. Paradigma kritis pada dasarnya adalah paradigma ilmu pengetahuan yang meletakkan epistemologi kritik Marxisme dalam seluruh metodologi penelitiannya
  6. Asumsi dasar dalam paradigma kritis berkaitan dengan keyakinan bahwa ada kekuatan laten dalam masyarakat yang begitu berkuasa mengontrol proses masyarakat. Ini berarti paradigma kritis melihat adanya “realitas” di balik kontrol masyarakat
  7. Pengkonstruksian suatu realitas (realism historis) pada Paradigma kritikal itu dipegaruhi oleh waktu dan faktor kesejarahan dan kekuatan-kekuatan sosial, budaya, ekonomi, politik, etnik, gender dan media yang bersangkutan.
  8. Paradigma kritis lahir sebagai koreksi dari pandangan kontruktivisme yang kurang sensitif pada proses produksi dan reproduksi makna yang terjadi secara historis maupun intitusional, dan tidak berpusat pada kebenaran atau ketidakbenaran sebuah struktur tata bahasa, simbol, atau proses penafsiran seperti pada konstruktivisme.

Secara Ontologis teori kritis ini menilai objek atau realitas secara kritis (Critical Realism). Secara Metodologis teori kritis menggunakan pendekatan dialog, dengan transformasi untuk menemukan kebenaran atas relaitas yang hakiki. Secara Epistemologis teori kritis ini antara pengamat dengan realitas merupakan suatu hal yang tidak bisa dipisahkan (konsep subjektivitas). Secara Axiologis teori kritis ini berupaya agar dapat membantu menciptakan kesamaan/keadilan dan emansipasi dalam kehidupan di masyarakat

 

Demikian sekilas tulisan ini dibuat, jika bermanfaat silahkan digunakan dengan bijaksana, jika tidak sesuai mohon maaf karena keterbatasan penulis. Terimakasih

Revolusi Ibadah

revolutionSejak pertama ideologi ini diperkenalkan kepada kami melalui tangan Tuhan melalui utusan yang berlapis, hingga akhirnya sampai pada kakek, nenek hingga orang yang melahirkan saya dan sekarang baru menitis pada putri buah cinta saya dan istri tercinta, sejak itu pula saya merasakan apa itu revolusi, reformasi, demokrasi, hingga liberalisasi dan kapitalisasi ideologi. Ideologi yang sejatinya adalah hak kebebasan memilih apa yang menjadi pilihan hati, akan menjadi petak-petak kebebasan yang terus dialiri rasisme kelompok melalui pematang-pematang keyakinan yang sudah jelas adanya.

Rasisme kelompok yang sudah terbentuk dan terbentur oleh dinding-dinding atau sekat-sekat sejarah dan keilmuan membentuk pribadi-pribadi yang berbeda dan siap untuk mendukung, memperjuangkan, hingga menebar keyakinan sebagai solutive finishing dalam permasalahan hidup. Hingga saya tidak mungkin tidak terkena atmosfir rasisme dan masuk dalam salah satu kelompok tersebut. Kewajiban dan hak yang saya dapat pada kelompok ini sudah menjadi syariat, dan itu terjadi juga pada kelompok lain.

Tulisan ini dibuat karena bentuk rasa ‘melow’ bukan ‘galau’. Tuhan telah memberikan tahapan atau revolusi juga pada umur seseorang yang harus dinikmati pada setiap tahapannya, dari kecil beban pikiran hanya main, beranjak remaja trendnya pasti ditanya cita-cita oleh semua teman orang tua atau kolega ayah dan ibu, dan jawaban saya pasti sudah pada tahu kan?, dewasa pertama resah akan status diri, idealis, eksistensi, mandiri. Dewasa atas mulai masuk pikiran antara abjektivitas, subjektivitas, positivisme, empiris hingga bermacam ideologi/keyakinan yang bermacam strukturnya.

Kembali ke rasisme kelompok, saat saya sedang menikmati kelompok saya di usia ini dengan semangat dan motivasi tinggi bahkan mengorbankan beberapa acara demi eksistensi dan pengakuan kelompok, saya di hadapkan dengan dinding kelompok lain yang sangat menjulang, sehingga saat akan beribadah misalnya di rumah ibadah yang saya belum pernah kunjungi, saya terlampau memikirkan apakah cara, teknik atau syariat yang saya pelajari di kelompok saya sesuai dengan tempat ibadah yang baru saya gunakan untuk beribadah.

Alhasil, saya harus berfikir logis dengan mendasar pada sumber yang dapat dipercaya yaitu wahyu yang diturunkan secara langsung melalui kitab suci. Besar kemungkinan terjadi distorsi informasi apabila meyakini sesuatu tanpa bukti. Golongan, kelompok dari sebuah ideologi organisasi harus disadari mereka adalah satu aliran kepercayaan dengan yang kita yakini dan membaca atas kitab suci yang sama, Tanpa mengurangi rasa hormat, lebih baik kita tidak saling mengadu ilmu dengan apa yang kita yakini paling benar. Hal ini akan dapat memecahkan persatuan umat, apalagi diboncengi oleh sekte atau kepentingan kekuasaan kelompok di luar aliran ideologi yang kita yakini.

Tahapan selanjutnya apa kiranya…ya?

CERMIN SEJARAH

OLYMPUS DIGITAL CAMERAEntah apa yang sedang terjadi pada atmosfir sosial di masyarakat, pasalnya dalam 3 bulan terakhir terdengar stereotip-stereotip yang mengungkap kebenaran asal usul suatu peristiwa, baik dalam buku, ceramah, diskusi, atau perkuliahan. Asal usul itu di berisikan cerita, anekdot, penuturan, hasil diskusi dan lain-lain yang berujung pada kisah yang dinamakan sejarah.

Sejarah adalah gambaran atau fakta peristiwa masa lalu yang terjadi, mengalir, dan menempel pada sendi-sendi semesta pada zamannya. Pelakunya antara manusia dan mahluk di luar manusia yang lahir pada saat sejarah mengalir tentunya satu-satunya sebagai saksi hidup hingga wafat menjemput, setelahnya dilanjutkan oleh kelahiran mahluk yang baru yang dapat melanjutkan, menambah, mengurangi, mendistorsi, bahkan mereduksi torehan sejarah yang telah dilalui oleh waktu .

Generasi terkini adalah pelanjut atas generasi sebelumnya, demikianlah seiring dengan berjalannya waktu sejarah merupakan cerminan peristiwa yang ditinggalkan dan di kontekstualkan dalam bilah-bilah buku agar ke-objektivitasannya dapat terjaga dengan baik. Proses kontekstualisasi ini tentunya sangat berpengaruh pada faktor-faktor perumus, perancang dan pemikir yang tentunya adalah manusia itu sendiri, baik yang hidup pada saat sejarah itu lahir, berkembang hingga berkelanjutan bahkan sampai saat sejarah itu terkubur. Manusia terkini sekalipun dapat menuliskannya kembali dengan gaya tulisan terbaru, untuk dapat dimengerti pada generasi terkini.

Beberapa orang hebat di dunia ini tentu sepakat untuk menghormati sejarah berdirinya suatu peradaban, dari mulai bangsa yang dilahirkan terpuruk hingga bangsa terkaya sekalipun, dari bangsa yang konservatif hingga bangsa yang modernisasi, dari bangsa yang terjajah hingga saat ini hingga bangsa yang merdeka. Kelahiran ideologi, agama, kepercayaan di dunia ini pun memang tidak terlepas dari sejarah peradaban umat yang terus mengalir dan berkembang. Kelahiran teknologi, komunikasi juga merupakan manifestasi dari berkembangnya sejarah. Kelahiran dunia ilmu kesehatan, pendidikan, ekonomi, budaya, sosial, dan ilmu-ilmu lain bahkan tidak terhindarkan dari apa yang dinamakan sejarah.

Sinergi manusia dengan alam dalam kehidupan ini adalah titik awal dari proses tercetaknya sejarah peradaban, seharusnya mereka semua dapat mencatatkan sejarah, akan tetapi apa daya mahluk lain di luar manusia yang tidak dapat menuliskan deretan sejarah? padahal mereka hidup berdampingan. Manusia dikatakan mahluk yang paling sempurnalah yang akhirnya berkuasa untuk mecatat setiap kejadian atas kebersamaan mereka.

Kehadiran manusia dahulu dan saat ini berhak atas segala catatan sejarah yang ditorehkan dalam tulisannya, termasuk saya. Saya juga berhak menulis atas apa yang saya ketahui, untuk dibaca oleh para pembaca  yang membaca tulisan saya tentunya (sedikit Gede Rasa). Kehebatan manusia dalam merefleksikan kejadian atau peristiwa adalah salah satu bentuk kesempurnaannya, merakit riwayat, melihat lalu setelahnya menghubungkan, membingkai risalah hingga merekayasanya.

Refleksi riwayat-riwayat yang pernah ada dan dituliskan oleh manusia mempunyai tujuan agar generasi penerus dapat belajar, dapat mengetahui, dapat memprediksi atau meramalkan sebagai acuan atau tuntunan dan panduan dalam meniti kehidupan berikutnya, berdasarkan atas informasi yang di bangun. Informasi tersebut tentunya harus berdampak positif bagi generasi berikutnya, agar dapat memperkecil kesalahan atau kekacauan atas *hukum di dunia ini.

Kehebatan manusia dalam mentorehkan riwayat tentulah bergantung pada visi dan misi, faktor psikologis atau juga dimensi sosial/sudut pandang hingga kepentingan individualistik dalam mencatat riwayat tersebut. Penulis/pengarang yang menuliskan atau mencatat riwayat dari asal usul untuk dijadikan sebuah hikayat membutuhkan pemikiran mendalam, agar rekaan dapat disambung dan dipadupandankan berdasarkan puzzle sejarah yang tercerai, apalagi jika terbukti sejarah tersebut terputus oleh dimensi waktu.

Benang merah pembuatan hikayat inilah tentunya yang harus dicermati oleh mereka, karena tidak menutup kemungkinan benang yang seharusnya tersambung dari putusan sejarah akan tidak tersambung, bahkan tidak nyambung. Ketersandungan informasi yang diwariskan dikhawatirkan akan menjadi penyampai atas susunan sejarah yang salah, yang pada akhirnya warisan sejarah yang ditinggalkan generasi sebelumnya akan menjadi ideologi sosial yang tidak dapat tercerminkan dan akhirnya menetap.

Apakah fakta sejarah itu dapat disimpulkan tidak objektif? atau fakta sejarah yang ada adalah rumusan subjektifitas manusia? itu bisa di jawab oleh manusia itu sendiri dalam memahami hikayat kehidupan. Dalam memahami tentulah harus berguru pada ahli atau pakarnya, jangan berdasarkan stereotip-stereotip apa lagi dari manusia yang mempunyai tujuan tertentu yang dapat merusak generasi. Adapun kesalahan yang dapat ditimbulkan oleh pakar tersebut, tidak terlepas dari peran kekurangan manusia yang dapat dipertanggungjawabkan bersama, karena terpilihnya para ahli tersebut hasil dari pergumulan daulat oleh manusia yang berguru kepadanya.

Selayaknya sejarah digunakan seperti halnya “spion kendaraan”, yang dapat dilihat sewaktu-waktu saja dan langsung diimplementasikan kembali ke arah kehidupan di depannya, bukan dilihat seterusnya karena masih terjadi proses kehidupan selanjutnya. Spion yang baik dan benar itu adalah apabila kacanya  tidak bergelombang, tidak cacat pabrik atau tidak pecah dan menjadi tuntunan arah secara **linear. Dimanakah harus membeli spion yang sesuai standar ***(SNI)? jawabannya adalah dari yang Maha menciptakan kaca spion-spion tersebut langsung melalui perantaraNya yang dapat dipercaya, sehingga tanpa rekayasa dan manipulatif demi kepentingan individual, golongan atau kelompok tertentu.

*alam, semesta dan manusia, **idealis, ***Standar Nasional Iman

2012-01-06 08.31.42

Almahyra : Berhasil dengan baik, cerdas dan beruntung
Awandini : Baik dan mulia
Name     :     Nameera
Arabic     :     ?????
Gender     :     Girl (Perempuan)
English     :     Delicious water, pious woman.
Indonesian     :     Lezat air, wanita yang saleh.

N is for neatness, your orderly way.

A is for affirm, the certainty of knowledge.

S is for secret, that you can certainly keep.

M is for mirth, your laughter.

E is for electric, a sparkling trait!

E is for enrich, a quality you share.

R is for relax, you know how!

A is for altruism, the unselfish you.

dari Ali ahmad Sa’id

Jangan katakan bahwa cintaku sebentuk cincin atau gelang.
Cintaku adalah pengepungan benteng lawan, ialah orang-orang nekat dan pemberani sambil menyelidik mencari- cari, mereka menuju mati.
Jangan katakan bahwa cintaku ialah bulan, cintaku bunga api bersemburan.

image

First Qiblah Mosque (Baitul Maqdis)

The Khilafa

Just imagine how Imam Mahdi would be feeling... He is seeing Al-Aqsa Mosque is under the control of enemies of Islam since more than half a decade and Muslims are doing nothing for it.

Al-Aqsa Mosque. source : http://tabarsi.deviantart.com

…..

“Kita tidak boleh terjebak dengan upaya ‘devide et impera’ ini. Umat Islam tumbuh dalam satu kesatuan yang sama, berpijak di garis yang sama di bawah kalimat tauhid yang sama, sayangnya umat yang begitu besar dalam jumlah kuantitas ini seperti ranting kering yang begitu mudah dipotong dan dipatahkan lalu pecah menjadi beberapa aliran, sekte, ajaran, madzhab dan lain sebagaianya. Upaya-uapaya pemecahbelahan ini yang kemudian diperkuat oleh kelemahan umat Isalam itu sendiri dalam perapatkan shaf membuat Yahudi yang sebenarnya begitu lemah menjadi musuh yang sangat kuat. Ini bukan zamannya lagi kita dipermainkan seperti ini, umat Isalam harus bersatu. Tanah Suci menjerit mengorbankan begitu banyak darah dan sebentar lagi Masjid Kiblat akan dihancurkan sementara kita masih bisa tidur dan bermimpi dengan begitu indah”….

“Ini adalah semua permainan media, mereka menguasai industri media dan kehumasan global dan tak ada yang dapat kita lakukan untuk itu saat ini. Diperlukan sebuah kekuatan yang bersatu padu untuk menghadapi kekuatan media ini, bukan dengan perang tapi dengan pencitraan yang baik. Bila sebuah kekuatan besar dalam jumlah populasi yang mencengangkan bisa berkumpul di setiap kota besar di dunia bergerak secara sistematis menyuarakan Islam dan menyatakan bahwa Tanah Suci harus dikembalikan kepada umat Islam dengan cara-cara terbaik, maka kita tidak perlu menggunakan pedang atau senjata apa pun untuk menghalalkan darah musuh. Kekuatan kita terlihat ketika kita bersatu dalam shaf yang sama, bergerak dalam gerakan yang sama, mengibarkan bendara hitam yang sama, meneriakan asma Allah secara bersama-sama. Kita tidak perlu senjata apa pun, barat akan melihat ini dan umat agama lain di dunia akan memberikan pengakuan luar biasa bahwa Islam telah memperlihatkan sebuah kekuatan maha dahsyat yang bergerak secara damai”.

…..

Source : Zaynur Ridwan

Harmonize

Kami, manusia yang terlahir atas dasar kompetisi (you know what i mean), sehingga sudah menjadi pukulan hebat buat kami manusia saat ini untuk hidup bersaing. Persaingan bukan berarti berkonotasi negatif, akan tetapi persaingan dalam tataran kemampuan untuk mentelaah hidup agar dapat bertahan dan sekedar tidak terhempas hingga akhirnya tersisihkan.

Hidup nyata yang harus diperjuangkan adalah bentuk adaptasi yang merupakan manifestasi dari hukum objektifitas manusia. Keadaan ingin makan, berarti kita harus mencari apa yang bisa di makan, dalam keadaan haus, sadar cairan dalam jenis apa yang seharusnya dapat membasahi kerongkongan, begitu juga kebutuhan hunian, pakaian, kendaraan, bahkan buku yang akan menjadi bacaan kita, selebihnya adalah fenomena/subjektifitas

Esensi hidup untuk dapat beradaptasi sepatutnya diperjuangkan, setidaknya saat menyerah akan berbagai kondisi, selalu ingat akan berbagai hal yang telah mendidik hati untuk sepantasnya bilang ‘saya mampu bertahan’. Air susu yang tidak bisa mengalir karena kurangnya asupan makanan bergizi, bayi-bayi yang bernasib buruk dar yang terlalu susah/mahal untuk mendapatkan susu formula hingga ditakdirkan lahir ditempat yang tidak semestinya, bahkan mani (cement) yang tidak mendapatkan kesempatan untuk masuk kedalam sel telur dan gugur. Jawaban itu yang harus selalu membayangi semua pertanyaan atas keluhan karena semata-mata tidak dapat beradaptasi.

Pengelihatan di depan mata ternyata jauh tidak sebanding dengan pengelihatan saat berada jauh di angkasa, terlalu banyak masalah/hal yang tidak mungkin bisa diselesaikan dalam waktu sesaat bahkan diluar batas kewajaran/pemikiran akal sehat, but it is done, its that right?, sementara kita harus bersusah payah akan setiap kondisi kehidupan yang kita hadapi ‘that is given’, please face your fear..alright?

Berdalih wajar Dia adalah Tuhan, it is not that simple answer!. apalah arti one person who live in the small area, please compared with the all of adaptation problem in the huge area?! selalu aktif menilai hal secara generatif. Naif saat dihadapkan dengan kondisi sulit untuk berkeluh berkesah, pola pikir terlalu kompleks dan sudah purba, atau antara objektifitas dan subjektifitas tidak seimbang, semua hanya membuat kami menjadi kerdil.

Ketidak mampuan bukan jawaban untuk tidak dapat bertahan, gunakan ketidakmampuan untuk dapat ‘survive’ dengan arti yang sesungguhnya. Aku bodoh, aku jelek, aku tidak berkedudukan, aku tidak bermakna, aku tidak berpendidikan dan minder adalah bukan sebuah harga mati. Kemampuan beradaptasi dengan mengindahkan keseimbangan alam/objek yang jadi tujuan secara dependen. Norma kesesuaian dan kepantasan adalah hal utama dalam upaya mengadaptasi, agar terasa tidak memaksa, seperti ada salah satu bangsa yang dilahirkan untuk tidak mempunyai wilayah/tanah/teritori tempatnya berpijak, dalam upayanya mencari lahan (adaptasi) mereka menyerang dan merebut teritori disekitarnya dengan pelbagai cara.

Prove it your self better more than animal just to be able to live in harmony. That’s given gave a life…take a life and get out from the box

Image

Devisa yang tiada akhir (TKI)

Semalam (6 Februari 2014), tepat pukul 22.00 wib saya tertegun oleh informasi yang tidak sengaja saya serap melalui media televisi, informasi yang disuguhkan adalah tentang anak-anak berusia balita di sebuah rumah asuh (panti) yang terletak di daerah Cibubur Gunung Putri Bogor. Sekilas memperhatikan mereka adalah sebuah kesejukan, kecerian, kebahagian, kesenangan, mereka sangat sekali menikmati asuhan dari para pengurus panti asuhan tersebut, bermain, bercanda, tertawa, berlari dengan riang gembira. Kondisi fisik dan mental yang sepertinya tidak terganggu sehingga membuat mereka merasa aman dan nyaman dan larut di dalam dunia mereka masing-masing.

Setelah segmen satu selesai yang diselingi oleh iklan, cerita sebab akibat dibalik semua kebahagiaan yang mereka dapatkan, mulai terpaparkan tahap demi tahap kepada penikmat televisi yang mungkin secara tidak sengaja melihat tayangan tersebut seperti saya. Keberadaan anak-anak lucu nan mempesona hati dibalik tembok panti itu ternyata bermacam adanya. Awalnya saya sadar bahwa kebanyakan keberadaan atas mereka sebab dari ketidakadilan orang tua, prasangka subjektifitas saya adalah disebabkan oleh orang tua yang tidak siap secara ekonomi tetapi sudah terlanjur mempunyai anak, lalu mereka tidak mampu untuk memberi kehidupan, dan akhirnya dititipkan di panti asuhan tersebut. Harapan saya adalah saat orang tuanya sudah siap baik secara ekonomi akan kembali atau ditempatkan kepada pihak-pihak yang secara hukum bisa menjamin keselamatan dan masa depan anak tersebut.

Segmen selanjutnya adalah segmen yang saya nantikan, karena ternyata mereka adalah termasuk anak-anak bangsa khususnya anak Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang terlantar dan diselamatkan oleh sebuah organisasi. Semenjak itu saya baru mengerti mengapa di bandara (airport) di jakarta banyak TKI yang pulang ke Indonesia dengan membawa anak-anak dalam gendongannya, setelah sebelumnya saya beranggapan mereka pasti membawa anak untuk bekerja atau sewaktu menjadi TKI sudah hamil atau juga ada suami sah-nya yang masih bekerja di negara tempat mereka bekerja. Tayangan yang saya saksikan ini memang menampilkan anak-anak yang sebagian besar berwajah seperti orang asing (indo), setelah penayangan yang semakin mendalam, ternyata anak tersebut adalah hasil korban tindak perkosaan, baik yang dilakukan oleh orang asing maupun majikan saat mereka bekerja di luar negeri, dan ada juga hasil hubungan terlarang yang didasari oleh suka sama suka.

Alhasil anak-anak hasil perbuatan tersebut tidak diharapkan oleh mereka (TKI), sebagian dari mereka apabila bernasib baik oleh orang tuanya  langsung dititipkan di panti, ada juga sebagian lagi ada yang ditinggalkan di WC (bandara), ada yang di buang atau mencoba untuk dibunuh, dan terakhir adalah dijual. Berdasarkan keterangan dari pembawa acara televisi tersebut, berdasarkan sumber yang di percaya salah satu alasan mereka adalah tidak mau menanggung beban malu (aib) karena sewaktu mereka berangkat tidak membawa anak. Beberapa orang (TKI) menuturkan

jika saya pulang dan tiba-tiba membawa anak, apa kata orang-orang di kampung saya..?!

beban hidup saya sudah sulit, apalagi harus menanggung anak yang tidak saya harapkan..

saya tidak mau anak yang saya kandung, makanya saya coba untuk gugurkan dengan minum obat-obatan..

Diantara anak-anak suci dan lucu itu ada salah seorang anak laki-laki berparas tampan, akan tetapi memiliki ketidak berdayaan secara fisik (cacat), menurut pengurus panti, anak tersebut di dapatkan dari seorang TKI yang dari sejak hamil dengan sengaja meminum obat-obatan di negara tempatnya bekerja.

Sementara itu salah satu pengurus panti juga pernah menuturkan pengalamannya, suatu hari menjelang magrib salah seorang anak kurang lebih umur 2,5 tahun (jika tidak salah dengar, karena sambil mengantuk), tiba-tiba menangis hebat dan tidak berhenti hingga menjelang tengah malam, usaha yang dilakukan pengurus sudah tidak mempan dari mulai diberi susu, digendong, dialihkan perhatian (diberi mainan), karena tidak tega melihat kondisi anak tersebut, sampai pada akhirnya  mereka mencoba menghubungi ibu kandungnya. Benak saya pun menduga pasti anak tersebut sebenarnya saat itu tidak menginginkan apa yang semua telah diberikan oleh pengurus panti, mungkin tangisannya adalah sebuah manifestasi rasa kangen yang mendalam pada ibu kandungnya.

Kedatangan ibu kandung dari anak tersebut ke panti sangat dinanti oleh anak yang rindu akan dekapan ibunya bersamaan dengan ibu pengurus panti yang sudah tidak kuasa membendung tangisan anak tersebut. Harapan ibu pengurus panti tersebut sebenarnya sangat simpel yaitu menginginkan anak yang menangis tersebut menjadi tenang setelah datang ibu kandungnya, namun hal terjadi adalah di luar batas kewajaran manusia, tiba-tiba dengan wajah geram anak tersebut langsung diraihnya dari gendongan pengurus panti, dan langsung diletakan di bahu si ibu dengan posisi berbalik arah, lalu berusaha menenangkan anak tersebut dengan cara ditepuk-tepuk secara keras punggung anaknya, ternyata usaha tersebut gagal, anak tersebut semakin tambah menangis hebat, hingga akhirnya si ibu dengan kesabaran yang mungkin terbatas pergi meninggalkan pengasuh tersebut dan mencari kamar mandi. Pikiran apa sebenarnya yang ada pada ibu kandung tersebut hingga langsung diikuti oleh pengurus panti, dikhawatirkan terjadi hal yang tidak diinginkan. Dugaan pengurus panti menjadi semakin nyata, karena sambil berjalan cepat anak tersebut dibalikkan tubuhnya hingga ibu tersebut memegang kedua kaki anak tersebut, sesampainya di kamar mandi ibu tersebut ‘mencelupkan’ tubuh anak tersebut ke dalam bak yang terisi air penuh hingga sebatas perutnya lalu dikeluarkannya lagi, hal tersebut diulangnya hingga ketiga kalinya.

Mengetahui hal tersebut, pengurus panti langsung merebut dan menggendong anak tersebut dari genggaman ibu kandungnya, lalu dengan reflek pengurus panti tersebut mengusir dan menunjuk-nunjuk muka ibu tersebut sambil memaki. Kejadian amoral tersebut langsung disaksikan pengurus panti tersebut, betapa kejamnya siksaan yang didera pada anaknya di depan matanya. sehingga ibu tersebut melangkahkan kaki dan keluar, sontak ibu tersebut berteriak

jangan dimanja! saya sudah lakukan itu sewaktu saya masih kerja dulu!!

Mendengar penuturan pengurus panti tersebut tiba-tiba hati, tangan bergetar dan tanpa disadari air mata saya keluar, tangan ini rasanya ingin meremas tubuh si ibu tersebut dan menendangnya seperti bola sepak hingga hancur.

Penuturan informan lain yang juga kepala salah satu badan penanggulangan TKI, pihaknya pernah ‘menangkap basah’ pelaku penjualan anak/bayi dari ibu-ibu TKI di bandara/airport di Jakarta, berikut penuturannya

pihak kami pernah menenukan kasus penjualan anak TKI, sindikat tersebut biasanya mangkal di bandara, dan yang menjadi sasaran atau targetnya adalah para TKI yang menggendong anak

Menurut penuturan beliau sindikat tersebut sudah ada sejak lama, hanya saja tidak terlihat dan ‘terekspose. Cara kerja mereka adalah menunggu calon mangsanya bahkan hingga di depan pintu pesawat. Para TKI yang terjerat biasanya dibawa ke salah satu tempat yang aman dan langsung terjadi tawar menawar. Sindikat tersebut tidak main-main, mereka langsung membawa sejumlah uang cash untuk langsung bisa ditukar dengan anak/bayi yang dibawa oleh TKI. Penawaran sindikat tersebut juga sangat fantastis antara Rp. 50-100 juta.

Sehingga dari pada mereka malu pulang kampung karena menanggung aib memiliki anak yang tidak jelas siapa bapak kandungnya, ditambah lagi penghasilan atau gaji yang mungkin habis dalam perjalanan atau diperas pihak tertentu, akhirnya tanpa pikir panjang mereka terpedaya dengan menjual anak-anak tidak berdosa tersebut. Mata rantai dosa ini saya yakin sudah ada sejak lama, sehingga tidak akan terputus apabila kondisi situasi negeri ini masih tidak menentu.

Fenomena di atas dapat saya simpulkan bahwasanya TKI yang tersangkut kasus tersebut, tidak mau menanggung beban hidup yang berlipat, artinya sudah mereka diperas tenaganya, diperkosa hingga dihamili hingga diusir secara halus dengan diberi sejumlah uang demi jasa tutup mulut dan juga diberi biaya mengurus anak secukupnya. Akhirnya mereka mencari jalan yang menurut mereka singkat dan aman. Tentunya saya lebih senang karena ini mungkin sebagian kecil dari tindakan para pelaku yang tidak bertanggungjawab, dan saya yakin masih banyak TKI yang sukses dan bahagia tanpa harus menjadi beban negara setelah mereka kembali ke negara ini. Masalahnya adalah sampai kapan fenomena ini terus berlangsung, haruskah kita (secara tidak langsung ikut merasakan) menjadi budak di negeri orang sementara kita hidup di negeri kaya raya ini??

Tulisan ini hanyalah satu dari sekian banyak bentuk kepedulian saya atas nasib anak bangsa dan negara yang indah ini, semoga bermanfaat bagi pembaca dan tidak lupa mohon maaf apabila ada kesalahan dalam mencerna atau memaparkan informasi ini, dan sekali lagi tidak ada niat untuk menjatuhkan salah satu pihak. Salam perdamaian

images

images2